RUMAH MENJADI TEMPAT PALING MENAKUTKAN, DALAM FILM PENGABDI SETAN

Sukses menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak, mencapai 4.014.136 penonton pada tahun 2017 di situs Pusbangfilm. Pada bulan Agustus tahun ini (2022) Pengabdi Setan 2 resmi ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia, yang juga akhirnya menarik antusiasme penikmat film horor. Pengabdi Setan merupakan film dengan latar keluarga, sehingga banyak menggunakan setting rumah. Tidak hanya Pengabdi Setan, beberapa film horor yang juga sukses menakuti dan menarik perhatian penikmat film horor antara lain, Insidious (2010); Sinister (2012); The Conjuring (2013); dan Hereditary (2018).

Kelima film ini memiliki kesamaan, yaitu menggunakan latar keluarga dan setting rumah. Pada film Pengabdi Setan rumah keluarga Rini menjadi menyeramkan paska ibunya meninggal, keluarga mereka dihantui oleh sosok misterius, yang berujung pada sekte sesat. Adegan menyeramkan seluruhnya terjadi di setting rumah, seperti saat Toni mendengarkan radio di kamarnya kemudian muncul sesosok perempuan di sebelah tempat tidurnya. Adegan saat kumpulan mayat hidup menyergap, juga terjadi di rumah. Hal terebut serupa dengan Insidious yang juga banyak menggunakan setting rumah sebagai tempat memunculkan scene-scene menakutkan, seperti saat Dalton mendapat serangan misterius di loteng rumah mereka, dan sering terjadi keanehan di kamar Dalton.

Dalam film Sinister,  adegan seram juga mayoritas berada di rumah, saat Ellison menonton video-video pembunuhan, tiba-tiba serangkaian kejadian misterius terjadi di rumahnya, dimana sang anak juga kerap berbicara sendiri di kamarnya dengan sosok tak kasat mata. The Conjuring juga menggunakan latar keluarga, dimana Rodd dan Carolyn yang baru pindah ke rumah baru mereka di tempat terpencil, namun terus menerus diganggu oleh roh jahat, hingga akhirnya meminta bantuan pasangan ahli supranatural.

Paparan-paparan dari beberapa film di atas  terdapat dua kesamaan, pertama latar keluarga dalam film; yang kedua adalah setting yang digunakan adalah rumah.  Dalam proses kreatif pemilihan latar menjadi aspek penting. Penulis perlu melakukan proses identifikasi, seperti apa hal yang menakutkan? Bagaimana manusia bisa merasa takut? Manusia merasa takut jika dirinya terancam, dan ancaman tersebut dekat atau bahkan tidak bisa lepas dari dirinya. Contohnya, bila ada suatu tempat yang angker atau mistis, seperti bangunan tua, tempat keramat, atau bahkan hutan berhantu. Secara naluriah kita pasti akan menghingdari mengunjungi tempat-tempat tersebut. Namun berbeda halnya, jika yang angker, mistis, atau berhantu adalah rumah, tempat kita tinggal, maka ancaman tersebut tentu terasa dekat.

Pernahkah saat malam hari kita tidak berani melihat ke bawah tempat tidur karena paranoid terhadap hantu? Atau kita merasa takut saat pintu lemari yang tiba-tiba terbuka di malam hari? Darimana imajinasi tersebut? Tentu saja dari adegan film.  Jadi kesimpulannya semakin nyata adegan dalam film tersebut dibuat, semakin pesan atau kesan yang ingin disampaikan pembuat film dapat diterima dengan baik oleh penonton. Setting yang nyata dan dekat dengan penonton, membuat penonton mengidentikasi setting dalam film sebagai tempat tinggal mereka, dengan kesamaan beberapa spot, seperti kolong kasur, lemari, tempat tidur dll. Seringkali adegan dalam film horor membuat kita terngiang-ngiang hingga tidak berani ke kamar kecil.

Leave A Comment